Misteri Kota Gaib Saranjana
Saranjana disebut sebagai kota gaib di Kalimantan Selatan. Kota yang tak masuk dalam peta Indonesia.
Sebuah video tentang penampakan kota gaib Saranjana di Kalimantan Selatan muncul di media sosial YouTube pada 13 Agustus 2020. Video itu memperlihatkan seorang anak laki-laki tengah bermain di sebuah taman, tapi tiba-tiba di latar belakangnya muncul penampakan sebuah kota tak kasatmata yang indah dan sangat modern.
kabar adanya kota misterius yang tak pernah ada dalam peta Indonesia itu terus saja viral hingga 2023. Terakhir muncul viral foto seorang dokter dari Kotabaru yang berlatar belakang Kota Saranjana di Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Terlepas asli atau tidaknya, foto tersebut sukses membuat netizen tambah penasaran dengan Kota Saranjana yang tak kasatmata tersebut.
“Saya mendengar kota gaib Saranjana ketika berkunjung ke Kotabaru, Kalimantan Selatan, awal 1980-an. Sebagian besar warga di sana percaya dan yakin adanya kota mistis itu. hingga kini tak tahu di mana persisnya kota gaib Saranjana. Sebagian besar orang mengatakan mungkin berada di Desa Oka-oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kabupaten Kotabaru. Namun, menurut pengalamannya tinggal di sana, wilayah tersebut bukanlah kota besar, melainkan desa-desa yang dikelilingi hutan belantara. “Tapi bagi orang yang percaya, kota gaib itu ada. Ada yang menggambarkan kota itu modern dan maju, mengalahkan kota di Singapura
Sejumlah data sejarah menunjukkan catatan keberadaan Saranjana. Tempat itu sebetulnya pernah ada, tapi kemudian menghilang. Tapi cerita bahwa peradaban Saranjana yang gaib masih terus melekat di masyarakat.
Seorang naturalis asal Heidelberg, Jerman, Solomon Muller, di masa Hindia Belanda membuat peta berjudul ‘Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuildelijk gedelte van Borneo’ (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo) pada 1845. Muller menggambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.
“Dari peta itu kami melihat wilayah Pulau Laut memang ada tulisan yang menuliskan tentang Serandjana. Itu ejaan lama. Dia menuliskan T Serandjana. Itu singkatan Tandjong,” tulis Mansyur.
Hanya, Muller tak secara rinci menjelaskan apakah Serandjana itu mencakup nama sebuah kota, desa, atau kelompok masyarakat. Sebagai anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie, Muller saat itu tengah melakukan penelitian tentang flora dan fauna di kepulauan Indonesia. Belum bisa dipastikan apakah dia pernah berkunjung ke Tandjong Serandjana sebelum memetakannya.
Di dalam beberapa artikelnya yang diterbitkan Verhendelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschallen, Muller tak pernah menyinggung soal Tandjong Serandjana. Peta tersebut dibuat 18 tahun sebelum Muller meninggal dunia pada 1863. Peta itu lalu dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel dan diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin.
Fakta lainnya, Saranjana juga terdapat dalam peta yang dibuat Isaac Dornseiffen pada 1868. Ia menulis Saranjana dengan K. Sarandjana. K merupakan Kampoeng. Lalu sumber lainnya tentang Saranjana ditulis oleh Pieter Johannes Veth dalam kamus ‘Aardrijjskundig en statistich woordenboek van Nederlandsc Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten’ halaman 252. Kamus ini diterbitkan oleh P.N. van Kampen di Amsterdam, Belanda, pada 1869.
“Kamus buatan Pieter Johannes Veth 1868 itu menulis nama-nama daerah di Indonesia, kemudian letaknya di mana. Semacam kayak ringkasan tapi bentuknya kamus. Di dalam itu menuliskan juga tentang Saranjana bahwa Saranjana itu adalah daerah yang terletak di tenggara Borneo,” pungkas Mansyur.
sumber:https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20230505/Misteri-Kota-Gaib-Saranjana/