Student Center SMK IKIFA

Loading...

Register

Kesehatan - 19 November 2022

Penanggulangan Kasus Anemia Pada Remaja Putri yang Terjadi Di Indonesia

Kejadian kasus anemia yang menyerang usia remaja saat ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, mengingat kesehatan yang dimiliki para remaja terutama remaja putri, menjadi dasar bagi kualitas kesehatan dan pertumbuhan generasi penerus bangsa. Dengan demikian kejadian anemia pada remaja putri tidak dapat dianggap sepele, selain itu remaja yang menderita penyakit anemia akan berpengaruh terhadap sistem konsentrasi memori.

Pengertian penyakit anemia

Anemia yaitu suatu kondisi dimana sel darah merah atau  konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih  rendah dari biasanya. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat.

(Gambar 1 ) Menunjukan perbedaan darah yang dimiliki penderita anemia dan darah yang dimiliki oleh orang yang sehat.

Apa penyebab meningkatnya kasus anemia pada remaja putri?

Pada usia remaja, yang merupakan transisi dari masa anak ke masa dewasa, ditandai sejumlah perubahan yaitu berupa biologis, kognitif, dan emosional. Asupan zat gizi yang optimal dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut. Di usia remaja biasanya lebih cenderung untuk mengkonsumsi makan cepat saji sehingga dapat memicu untuk timbulnya gejala anemia. Sebaiknya tidak terlalu sering untuk mengkonsumsi makan cepat saji dan minuman seperti kopi.

Anemia dapat terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemogoblin. Hal ini dapt berdampak kepada sel – sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal. Karna berdasarkan hasil penelitian lebih dari 20% remaja putri di Indonesia menderita penyakit anemia. Kondisi tersebut tentunya harus segera dicegah, karna remaja yang menderita anemia tanpa penanganan tepat akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa penyebab anemia :

  1. Kekurangan sel darah merah berlebih
  2. Mengidap beberapa jenis anemia, seperti anemia sel sabit atau thalasemia yang bisa diturunkan.
  3. Memiliki riwayat penyakit kronik, seperti kanker, rheumatoid , arthritis , ginjal , atau kolitis.
  4. Mengkonsumsi obat – obatan tertentu
  5. Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, seperti leukemia , limfoma , multiple , myeloma , dan anemia aplastik.

Seberapa umum kondisi ini?

Kondisi ini sangat umum terjadi dan dapat memengaruhi lebih dari 1,6 miliar orang di dunia. Wanita dan orang-orang dengan penyakit kronis, seperti kanker, memiliki risiko tertinggi terkena kondisi ini.

Kondisi kekurangan darah yang parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh Anda. Tak jarang kondisi ini dapat menyebabkan kematian apabila sudah parah.

Faktor resiko penyakit anemia

Ada juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami anemia, antara lain :

  1. Kekurangan zat besi, vitamin B12 , dan asam folat.

Kekurangan gizi merupakan faktor resiko penyebab anemia yang paling umum. Ada beberapa vitamin yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Oleh karena itu, memenuhi asupat zat besi harian sangat penting agar tubuh dapat memproduksi hemogoblin.

  • Jenis kelamin.

Faktor ini juga dapat memengaruhi penyakit anemia, dijelaskan bahwa perempuan memiliki kadar hemogoblin dan hematrokit lebih rendah dibandingkan pria. Perbedaan tersebut membuat perempuan lebih rentan terkena anemia dibandingkan pria. Selain itu, kebutuhan zat besi perempuan juga lebih tinggi dibutuhkan dibandingkan dengan kebutuhan zat besi pria.

  • Kehamilan

Proses persalinan dan masa nifas juga dapat menyebabkan ibu kehilangan banyak darah, sehingga membuatnya lebih rentan terkenan anemia. Semakin sering hamil dan bersalin, maka semakin besar resiko perempuan untuk mengalami anemia kronis.

Diagnosis anemia

(Gambar 2) Ilustrasi sel habit anemia.

Untuk menentukan apakah pasien menderita penyakit anemia atau tidak,dokter akan melakukan tindakan hitung darah lengkap, melalui tes darah, dokter akan mengukur ladar zat besi, hematokrit dan lain – lain serta memeriksa fungsi ginjal. Tujuan dilakukannya tes tersebut yaitu untuk mengetahui penyebab dari anemia.

(Gambar 3) Ilustrasi kondisi tubuh yang dialami penderita anemia.

Apa saja tanda dan gejala anemia?

Anemia pada taraf ringan mungkin tidak memunculkan gejala yang begitu berarti.

Namun, umumnya, gejala anemia adalah:

  • Merasa mudah marah.
  • Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya.
  • Sakit kepala.
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir.

Namun, kondisi ini bisa semakin memburuk apabila tidak segera ditangani. Jika semakin memburuk, gejala kekurangan darah yang muncul bisa lebih berat, seperti:.

  • Warna putih pada bagian dalam kelopak mata bawah.
  • Kuku jari kaki dan tangan rapuh.
  • Punya keinginan makan makanan tidak bernutrisi yang disebut sebagai pica (seperti makan es batu atau tanah).
  • Merasa pusing saat berdiri.
  • Warna kulit pucat.
  • Sesak napas.

Pengobatan anemia

Berikut merupakan beberapa contoh pengobatan anemia atau obat kurang darah berdasarkan jenisnya :

  • Anemia akibat kekurangan zat besi.

Disebabkan karena adanya gangguan kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi.

Bagaimana cara pengobatannya?

Dengan cara mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi serta diperlukan juga transfusi darah.

  • Anemia pada masa kehamilan.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan tubuh ibu akan zat besi, seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Bagaimana cara pengobatannya?

Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, asam folat , dan vitamin B12 ( dengan dosis yang ditentukan dokter ).

  • Anemia akibat pendarahan

Bisa terjadi karena pembedahan, trauma, atau perdarahan akut dari luka. Pendarahan kronis juga dapat terjadi karena menstruasi berat (menorrhagia) atau karena perdarahan saluran pencernaan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kekurangan zat besi.

Bagaimana cara pengobatannya?

Kondisi ini diobati dengan menghentikan pendarahan.

  • Anemia aplastik

Satu jenis kelainan darah yang disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah. Pada kondisi ini, sumsum tulang tidak dapat memproduksi salah satu atau seluruh sel darah.

Bagaimana cara pengobatannya?

Pengobatananya dapat dilakukan dengan transfusi darah.

  • Anemia hemolitik

Gangguan kurang darah yang terjadi karena sel darah merah dihancurkan lebih cepat, daripada waktu terbentuknya kembali sel baru. Masalah kesehatan ini perlu segera ditangani sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang berbahaya pada organ jantung, seperti gagal jantung.

Bagaimana cara pengobatannya?

Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang menyebabkan penyakit tersebut.

  • Thalassemia

Thalassemia disebabkan oleh mutasi pada DNA sel yang membuat hemoglobin. Talasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat.

Bagaimana cara pengobatannya?

Dengan menangani thalassemia seseorang dapat melakukan konsultasi kedokter serta dapat dilakukannya tindakan transfusi darah.

  • Anemia sel habit

Penyakit anemia sel sabit terjadi karena mutasi gen yang diwariskan oleh kedua orangtua, keduanya harus memiliki kelainan genetik tersebut. Pewarisan genetik ini dikenal dengan istilah autosomal resesif.

Bagaimana cara pengobatannya?

Kondisi ini dapat di tangani dengan suplemen zat besi, dan pemberian kemoterapi bagi penderitanya.

Komplikasi akibat penyakit anemia :

Jika penyakit anemia dibiarkan terus menerus tanpa penanganan, anemia dapat menyebabkan resiko serius seperti :

  • Masalah pada jantung.
  • Gangguan pada paru – paru seperti hipertensu pulmonal.
  • Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
  • Rentan terkena infeksi.
  • Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak – anak.
  • Komplikasi kehamilan.

Pencegahan anemia

Beberapa jenis anemia dapat kita cegah dengan pola makan kaya nutrisi terutama :

  • Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti kacang – kacangan, sereal , sayuran berdaun hijau dan buah – buahan.
  • Makanan kaya vitamin B12 seperti susu, serta makanan yang berdasar pada kacang kedelai, seperti tahu dan tempe.
  • Buah – buahan yang kaya akan vitamin C misalnya jeruk, melon , tomat, dan stroberi.

Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi anda sudah cukup atau belum, anda dapat berdiskusi dengan dokter spesialis gizi jika anda perlu. Dan jika anda mempunyai riwayat penyakit anemia  konsultasikanlah dengan dokter sebelum merencenakan kehamilan agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.

Sumber : HelloSehat