Student Center SMK IKIFA

Loading...

Register

Film & Movie - 3 November 2023

Review Film Oppenheimer, Sukses Suguhkan Tampilan Visual yang Fenomenal

Judul Film : Oppenheimer
Genre : biographical thriller
Sutradara : Christopher Nolan
Skenario : Christopher Nolan
Pemain : Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr., Florence Pugh, Josh Hartnett, Casey Affleck, Rami Malek, Kenneth Branagh
Durasi : 180 Menit
Produksi : Syncopy Inc., Atlas Entertainment

Film Oppenheimer karya Christopher Nolan baru saja dirilis pada Rabu (19/7/2023) kemarin. Satu kata yang bisa menggambarkan film tersebut adalah, fenomenal.

Oppenheimer mengisahkan tentang perjalanan seorang fisikawan teoritis bernama J. Robert Oppenheimer (Cillian Murphy) sebagai ilmuwan yang menemukan bom atom. Dalam film ini, kita akan diajak untuk mengalami dan merasakan segala yang dilalui oleh Oppenheimer termasuk dari rasa senang, bangga, kecemasan, dan bahkan rasa panik yang dia miliki.

Christopher Nolan menghadirkan berbagai simbolisme dalam film ini baik secara visual dan auditori yang dapat merepresentasikan setiap kali Oppenheimer merasakan keraguan dan konflik sehingga kita bisa betul-betul mengerti perspektifnya. Apa yang menurutnya kala itu adalah the greater good dan bagaimana secara progresif dia mulai meragukan apakah the greater good itu sungguh baik.

Film tersebut diceritakan melalui dua perspektif yaitu milik Oppenheimer sendiri dan Lewis Strauss (Robert Downey Jr), seorang komisioner Atomic Energy Comission yang di awal film terlihat sebagai teman baik dari Oppenheimer.

Salah satu simbolisme visual dari film tersebut adalah di dua perspektif tersebut, ketika mengambil dari sudut pandang Oppenheimer, film akan berwarna, sementara itu ketika dalam perspektif Strauss, film tersebut akan berwarna hitam putih. Dalam perspektif Strauss, tindakannya selalu penuh arti dan meskipun kita melihat mereka banyak berinteraksi, kita bisa mendapat kesan ada suatu jarak antara Oppenheimer dan Strauss.

Simbolisme secara audio dapat dilihat di awal film di mana Oppenheimer terlihat tidak bisa tidur karena sesuatu yang ia pikirkan. Dalam sound effect terdapat suara gemuruh yang menemani rasa cemas tersebut. Selama progresi film, suara gemuruh tersebut akan menjadi suara yang berulang, namun baru mendekati pertengahan hingga akhir film terdapat adegan yang menunjukan sumber gemuruh tersebut dan alasan mengapa gemuruh tersebut berada di banyak adegan.

Film ini erat sekali dengan konflik dan pergeseran moral yang dialami Oppenheimer. Dalam banyak adegan, kita akan dapat menilai bersama Oppenheimer tentang apa yang baik dan buruk, serta alasan-alasan di balik keputusan yang diambil.

Seperti bagaimana dia harus memilih apa yang terbaik bagi dia dan keluarganya, bagi bangsa dan negaranya, dan terutama bagi dunia itu sendiri. Definisi ‘terbaik’ ini lah yang juga akan berubah seiring film tersebut berjalan dan perubahan ini secara utama terjadi ketika bom Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan.

Secara keseluruhan, selama progresi film, film Oppenheimer terkesan seperti J Robert Oppenheimer mencoba untuk terus kabur dari rasa bersalahnya dan meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang harus dilakukan hingga pada akhirnya ia menyadari mungkin saja yang dia lakukan demi kebaikan justru adalah kehancuran yang selama ini ia coba hentikan.

Bagi para pencinta film kaya dengan visual dan audio, perdebatan moral serta perkembangan karakter tokoh, film ini jelas direkomendasikan.

sumber: https://www.beritasatu.com/lifestyle/1058032/review-film-oppenheimer-sukses-suguhkan-tampilan-visual-yang-fenomenal