Student Center SMK IKIFA

Loading...

Register

Film & Movie - 4 November 2023

Review Five Nights at Freddys: Teror Yang Mudah Dilupakan

Halloween tidak akan lengkap tanpa kehadiran film produksi Blumhouse. Tahun ini mereka menghadirkan Five Nights At Freddy’s, sebuah adaptasi game terkenal buatan Scott Cawthon (yang kali ini ikut menulis skrip bersama Emma Tammi dan Seth Cuddleback) tentang maskot-maskot animatronic yang sepertinya bukan sekedar benda mati biasa.
Tokoh utamanya adalah Mike (Josh Hutcherson) yang terpaksa menerima pekerjaan sebagai security di sebuah tempat pizza terbengkalai demi menjadi kakak yang bertanggung jawab. Sebelum menerima pekerjaan dengan jadwal kerja yang sama sekali tidak asyik ini, Mike sebenarnya adalah seorang security mall.

Cuplikan adegan dalam film Five Nights at Freddy’s Foto: Dok. Universal Pictures


Ia dipecat karena ‘menyerang’ seorang pelanggan yang ia kira penculik padahal ia hanya seorang bapak-bapak biasa. Dan karena orang tuanya meninggal, Mike sekarang harus bertanggung jawab atas adik kecilnya, Abby (Piper Rubio), supaya adiknya tidak jatuh ke tangan tantenya (Mary Stuart Masterson).


Ruangan misterius dengan CCTV bukan satu-satunya hal yang menghantui Mike ketika ia bekerja di restoran pizza itu. Menurut kabar, ada beberapa anak kecil yang menghilang di tempat ini dan mereka belum ditemukan. Itulah sebabnya tempat ini ditutup. Dan mungkin itu sebabnya Mike akhir-akhir ini bermimpi aneh. Jadi apa sebenarnya yang terjadi?

Sebagai sebuah film horor, Five Nights At Freddy’s cukup mempunyai presentasi visual yang menarik. Nuansa 80-annya yang agak campy terasa dan membuat film ini entah kenapa mempunyai unsur nostalgia yang kuat. Dibandingkan dengan Totally Killer, horor buatan Blumhouse juga yang rilis di Amazon Prime, film ini terlihat lebih cantik dengan warna-warna yang mencolok.

Sayangnya bagian paling menarik dari film ini hanya ada di bungkusnya saja. Karena secara konten, Five Nights At Freddy’s seperti bingung mau jadi film apa. Five Nights At Freddy’s, seperti halnya M3GAN, mempunyai masalah yang sama dalam soal rating.

Cuplikan adegan dalam film Five Nights at Freddy’s Foto: Dok. Universal Pictures


Diperuntukkan untuk remaja ke atas, film ini sama sekali tidak terasa menyeramkan sama sekali. M3GAN meskipun mempunyai rating yang sama setidaknya memiliki villain yang dengan cepat langsung menjadi ikonik. Film ini tidak memiliki mulut atau kepribadian sekuat M3GAN.

Hasilnya adalah sebuah gabungan antara drama keluarga, horor yang kentang dan teror yang murah. Tentu saja Five Nights At Freddy’s berusaha keras untuk memberikan kejutan. Horor zaman sekarang selalu terobsesi untuk membuat penonton kaget, entah itu dengan jump scare atau dengan twist.

Kalau Anda sering menonton film (terutama genre horor), kehadiran salah satu karakter akan langsung membuat Anda curiga dengan motivasi dia. Sebenarnya tidak ada dengan sebuah kejutan yang sebenarnya klise. Hanya saja film ini nampaknya terlalu nyaman dengan formula-formula yang sudah ada, ditambah dengan eksekusi yang biasa saja, hasil akhirnya adalah sebuah film horor yang sama sekali tidak menggigit.

Untungnya film ini mempunyai komando yang bagus dari Josh Hutcherson. Serahkan kepada Hutcherson untuk tampil sebagai orang biasa dan dengan cepat ia akan membuat penonton simpati dengan apapun yang ia lakukan. Tanpa kehadirannya, film ini mungkin akan lebih mengecewakan dari yang seharusny

Five Nights At Freddy’s memang bukan film yang buruk. Ia masih menawarkan pengalaman menonton yang seru. Ada beberapa hiburan disana-sini. Tapi kalau Anda mencari tontonan yang benar-benar membuat Anda mencengkeram kursi bioskop, Five Nights At Freddy’s bukan jawabannya.

Five Nights At Freddy’s dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia

sumber: https://hot.detik.com/premiere/d-7006570/review-five-nights-at-freddys-teror-yang-mudah-dilupakan