Student Center SMK IKIFA

Loading...

Register

Fenomena Alam - Indonesia - Lingkungan - Pendidikan - 9 November 2023

Saranjana: Mitos Kerajaan Pulau Halimun & Banjar

Kota gaib Saranjana merupakan memori kolektif masyarakat tentang negeri impian. Hal itu menjadi mitos sejak kerajaan Pulau Halimun dan Banjar

Di masa pemerintahan Hindia Belanda, nama wilayah Saranjana tercantum di dalam peta Kalimantan, yang kala itu masih bernama Borneo. Namun, sejak kemerdekaan Republik Indonesia, nama Saranjana hilang dari peta Kalimantan atau Indonesia. Entah karena adanya perubahan administrasi atau faktor lainnya.

Nama Saranjana selalu muncul kembali, tapi dikaitkan dengan hal mistis sebagai kota gaib. Bahkan banyak juga yang percaya bahwa kota itu dihuni oleh sebangsa jin dengan tampilan kota yang modern dan canggih serta makmur “Secara ilmiah memang ada fakta mental di benak masyarakat yang mendukung kepercayaan mitos Saranjana di Kotabaru. Intinya, jika ada yang mencari daerah Saranjana, sebagian besar tidak akan ditemukan,” kata sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur dalam jurnalnya berjudul “Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan” (2018).

Mansyur menjelaskan, Saranjana dikaitkan dengan legenda penciptaan gunung Sebatung di Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan, yang kala itu menjadi pusat Kerajaan Pulau Halimun. Dikisahkan, Raja Pakurindang memiliki dua anak yang sering bertengkar, yaitu Sambu Ranjana dan Sambu Batung.

Sang raja ingin menyudahi pertikaian kedua putranya dengan membagi wilayah kekuasaannya. Sambu Batung akhirnya menguasai alam manusia yang kemudian menjelma menjadi Gunung Sebatung. Lalu, Sambu Ranjana memilih jalan lain untuk membangun kota Saranjana di alam gaib.

Sedangkan Normasunah dalam penelitiannya berjudul “Mitos dalam Legenda Kerajaan Pulau Halimun di Kabupaten Kotabaru” (2017), Sambu Batung merupakan putra pertama Raja Pakurindang yang memiliki sifat mudah bergaul, lincah dan terbuka. Ia menjelma menjadi gunung Sebatung dalam legenda Kerajaan Pulau Halimun.

Sebaliknya, putra kedua, Sambu Ranjana, memiliki sifat pendiam, tertutup, tak suka bergaul, tak suka keramaian, dan apa adanya. Ia menjelma menjadi Gunung Saranjana di sebelah Gunung Jambangan. Ia mengembangkan Kota Saranjana yang konon katanya tak bisa dilihat oleh mata awam atau disebut kota gaib

Bila dilihat secara seksama, konon kota tersebut sangat indah, teduh, rapi dan memiliki jalan raya yang lebar. Di sana juga terdapat gedung dan perumahan mewah yang dilengkapi pagar sangat tinggi. Penduduknya kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani. Perekonomian makmur. Saat musim haji, penduduknya sering berangkat ke Tanah Suci.

sumber:https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20230506/Saranjana-Mitos-Kerajaan-Pulau-Halimun–Banjar/#:~:text=Saranjana%20merupakan%20mitos%20tentang%20daerah,tanah%20apanage%20di%20Pulau%20Laut.